Autokorelasi Spasial Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya

Spatial Autocorrelation of Dengue Haemorrhagic Fever in Tasikmalaya City

Authors

  • Hubullah Fuadzy Loka Litbangkes Pangandaran
  • Heni Prasetyowati Loka Litbangkes Pangandaran
  • Elis Siti Marliyanih Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
  • Asep Hendra Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
  • Abdulah Mubarok Dadang Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.22435/asp.v13i2.5241

Keywords:

autocorrelation, spatial, Tasikmalaya City, dengue

Abstract

Abstract. Tasikmalaya city is a high endemic dengue area which contributes to the high number of dengue cases in West Java province. This study aims to analyze the geographic distribution pattern of dengue infection at the village level and identify high-risk urban villages in Tasikmalaya City. This study analyzed the surveillance data of dengue cases in 2016–2020 which was routinely managed by the Tasikmalaya City Health Office. Variables analyzed included date, patient’s name and address (villages). The map data in the form of a shape file (shp.) were obtained from BPS in 2019. The spatial autocorrelation analysis uses two approaches, (the global Moran Index and LISA). The results showed that DHF cases in the Tasikmalaya city tend to increase in the last 5 years (2016–2020). The highest number of annual and monthly dengue cases occurred in 2020, (1,744 cases and 307 cases) with the incidence rate peaked at 262.6561 per 100,000 population. The global Moran index test using a significance level of 5 showed that there is a spatial autocorrelation between adjacent sub-districts of dengue cases in Tasikmalaya city every year for the last 5 years (2016–2020, and cumulative). The value of the global moran index (I) shows a positive correlation between urban villages to the number of annual dengue cases for the last 5 years and is cumulative. It can be concluded that there are similarities in the characteristics of DHF cases in adjacent villages or the relationship between DHF cases tends to be spatially clustered.

Abstrak. Kota Tasikmalaya merupakan daerah endemis tinggi DBD sehingga berkontribusi pula dalam tingginya kasus DBD di Provinsi Jawa Barat. Studi ini bertujuan untuk menganalisa distribusi kasus serta mengidentifikasi wilayah berisiko tinggi kasus DBD berdasarkan tingkat kelurahan di Kota Tasikmalaya. Studi dengan pendekatan deskriptif ini menganalisis data surveilans kasus DBD tahun 2016–2020 yang dikelola secara rutin oleh Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Peta tematik Kota Tasikmalaya diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan autokorelasi spasial dengan pendekatan Indeks Moran global dan Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA). Hasil analisis menunjukkan kasus DBD di Kota Tasikmalaya cenderung mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir (2016–2020). Jumlah kasus DBD periode tahunan dan bulanan tertinggi terjadi pada tahun 2020 dan bulan Juli yaitu 1.744 kasus dan 307 kasus. Kelurahan yang masuk dalam peringkat lima besar kasus DBD tinggi dalam 5 tahun terakhir adalah Kahuripan, Sambongpari, Sukamanah. Hasil pengujian autokorelasi spasial (p<0,05) menunjukkan adanya korelasi positif antarkelurahan terhadap jumlah kasus DBD tahunan selama 5 tahun terakhir dan kumulatif dengan pola sebaran mengelompok (Clustering). Kesimpulannya terdapat kemiripan karakteristik kasus DBD antarkelurahan yang berdekatan serta hubungan kasus DBD cenderung berkelompok secara keruangan.

References

World Health Organisation. Dengue and severe dengue 2020. WHO Fact Sheet. 2020; 117: 1–4.

Waggoner JJ, Gresh L, Vargas MJ, Ballesteros G, Tellez Y, Soda KJ et al. Viremia and clinical presentation in Nicaraguan patients infected with Zika Virus, Chikungunya Virus, and Dengue Virus. Clin Infect Dis. 2016; 63: 1584–1590.

Ennaji MM. Emerging and Reemerging Viral Pathogens: Volume 1 Fundamental and basic virology aspects of human, animal and plant pathogens. .2019 doi:10.1016/ C2018-0-04146-8.

Halstead S. Recent advances in understanding dengue. F1000Research. 2019; 8: 1279.

Islam A, Abdullah M, Tazeen A, Naqvi IH, Kazim SN, Ahmed A et al. Circulation of dengue virus serotypes in hyperendemic region of New Delhi, India during 2011–2017. J Infect Public Health. 2020; 13: 1912–1919.

Astuti P, Lustiyati ED. Hubungan kondisi lingkungan fisik terhadap tingkat kepadatan larva Aedes sp. di Sekolah Dasar wilayah Kecamatan Kasihan, Bantul, di Yogyakarta. J Ilmu Kesehat Masy. 2018; 9: 216–225.

Nadifah F, Farida Muhajir N, Arisandi D, D. Owa Lobo M. Identifikasi larva nyamuk pada tempat penampungan air di Padukuhan Dero Condong Catur Kabupaten Sleman. J Kesehat Masy Andalas. 2017; 10: 172.

Heinisch MRS, Diaz-Quijano FA, Chiaravalloti-Neto F, Menezes Pancetti FG, Rocha Coelho R, dos Santos Andrade P et al. Seasonal and spatial distribution of Aedes aegypti and Aedes albopictus in a municipal urban park in São Paulo, SP, Brazil. Acta Trop. 2019; 189: 104–113.

Meza-Ballesta A, Gónima L. The influence of climate and vegetation cover on the occurrence of dengue cases (2001-2010). Rev Salud Publica. 2014; 16: 293–306.

Sallam MF, Fizer C, Pilant AN, Whung PY. Systematic review: Land cover, meteorological, and socioeconomic determinants of aedes mosquito habitat for risk mapping. Int J Environ Res Public Health. 2017; 14. doi:10.3390/ijerph14101230.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020. .2020.

Wahyono TYM, Nealon J, Beucher S, Prayitno A, Moureau A, Nawawi S et al. Indonesian dengue burden estimates: Review of evidence by an expert panel. Epidemiol Infect. 2017; 145: 2324–2329.

Karyanti MR, Uiterwaal CSPM, Kusriastuti R, Hadinegoro SR, Rovers MM, Heesterbeek H et al. The changing incidence of Dengue Haemorrhagic Fever in Indonesia: A 45-year registry-based analysis. BMC Infect Dis. 2014; 14. doi:10.1186/1471-2334-14-412.

Barat DKPJ. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. : Bandung.2016. [thesis].p.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Laporan Kasus DBD Kota Tasikmalaya Tahun 2016 s.d. 2020. 2021.Unpublish.

Gil JF, Palacios M, Krolewiecki AJ, Cortada P, Flores R, Jaime C et al. Spatial spread of dengue in a non-endemic tropical city in northern Argentina. Acta Trop. 2016; 158: 24–31.

Syamsir S, Daramusseng A, Rudiman R. Autokorelasi spasial Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. J Kesehat Lingkung Indones. 2020; 19: 119–126.

Pertiwi KD, Lestari IP. Spasial autokorelasi sebaran Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Ambarawa. Pro Heal J Ilm Kesehat. 2020; 2: 29–34.

Dhewantara PW, Ruliansyah A, Fuadiyah MEA, Astuti EP, Widawati M, Widawati M. Space-time scan statistics of 2007-2013 dengue incidence in Cimahi city, Indonesia. Geospat Health. 2015; 10: 255–260.

Wuryandari T, Hoyyi A, Kusumawardani DS, Rahmawati D. Identifikasi autokorelasi spasial pada jumlah pengangguran di Jawa Tengah menggunakan Indeks Moran. Media Stat. 2014; 7.

Nuraga G, Sulistiyawan E. Autokorelasi spasial untuk pemetaan karakteristik Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Statistika. 2017; 5.

Hernawati R, Ardiansyah MY. Analisis pola spasial penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung menggunakan Indeks Moran. J Rekayasa Hijau. 2018; 1. doi:10.26760/jrh.v1i3.1774.

Syamsir, Pangestuty DM. Autokorelasi kasus Demam Berdarah Dengue berbasis spasial di wilayah Air Putih, Kota Samarinda. J Kesehat Lingkung. 2020; 12: 78–86.

BPS Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2021. 2021.https:// tasikmalayakota.bps.go.id/.

Anselin L. Local Indicators of Spatial Association—LISA. Geogr Anal. 1995; 27: 93–115.

Alfiyanti UN, Siwiendrayanti A. Analisis spasial dan temporal kejadian DBD di Kota Semarang tahun 2016-2019. J Kesehat Lingkung. 2021; 18: 39–48.

Irma, Masluhiya S. Trend penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Tenggara berbasis ukuran epidemiologi. Jumantik. 2021; 6: 70–78.

Gan SJ, Leong YQ, Fakrul M, Wong ST, Wong SF, Mak JW et al. Dengue fever and insecticide resistance in Aedes mosquitoes in Southeast Asia : a review. Parasit Vectors. 2021; 14: 1–19.

Ruliansyah A, Yuliasih Y, Ridwan W, Kusnandar AJ. Analisis spasial sebaran Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya tahun 2011 – 2015. Aspirator. 2017; 9: 85–90.

Kurniadi A, Sutikno. Analisis spasial persebaran dan pemetaan Dengue di Kabupaten Lumajang dengan Spatial Pattern Analysis dan Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic. J Sains dan Seni. 2018; 7: 32–39.

Prasetyowati H, Dhewantara PW, Hendri J, Astuti EP, Gelaw YA, Harapan H et al. Geographical heterogeneity and socio-ecological risk profiles of dengue in Jakarta, Indonesia. Geospat Health. 2021; 16: 183–193.

Masturoh I, Sugiarti I, Riandi MU. Evaluasi sistem surveilans Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya. Balaba. 2021; 17: 57–72.

Zhu G, Xiao J, Liu T, Zhang B, Hao Y, Ma W. Spatiotemporal analysis of the dengue outbreak in Guangdong Province , China. BMC Infect Dis. 2019; 19: 1–11.

Var D, Vermeulen TD, Reimerink J, Reusken C, Giron S, Vries PJ De. Autochthonous dengue in two Dutch tourists visiting Departement Var, Southern France, July 2020. Eurosurveillance. 2020; 25: 13–15.

Sutriyawan A, Aba M, Habibi J. Determinan epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah perkotaan: Studi retrospektif. JNPH. 2020; 8: 1–9.

Fuadzy H, Widawati M, Astuti EP, Prasetyowati H, Hendri J, Nurindra RW et al. Risk factors associated with Dengue incidence in Bandung, Indonesia: a household based case-control study. Heal Sci J Indones. 2020; 11: 45–51.

Prasetyowati H, Ginanjar A. Maya indeks dan kepadatan larva Aedes aegypti di daerah endemis DBD Jakarta Timur. Vektora. 2017; 9: 43–49.

Astuti EP, Prasetyowati H, Ginanjar A. Risiko penularan Demam Berdarah Dengue berdasarkan Maya Indeks dan Indeks Entomologi di Kota Tangerang Selatan, Banten. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2017; 26: 211–218.

Dzul-Manzanilla F, Ibarra-López J, Marín WB, Martini-Jaimes A, Leyva JT, Correa- Morales F et al. Indoor resting behavior of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) in Acapulco, Mexico. J Med Entomol. 2017; 54: 501–04.

Verdonschot PFM, Besse-Lototskaya AA. Flight distance of mosquitoes (Culicidae): A metadata analysis to support the management of barrier zones around rewetted and newly constructed wetlands. Limnologica. 2014; 45: 69–79.

Syamsir. Analisis spasial efektivitas fogging di wilayah kerja Puskesmas Makroman, Kota Samarinda. J Nas Ilmu Kesehat. 2018; 335: 1–7.

Tuuk RT, Kaunang WPJ, Kandou GD. Hubungan variabilitas iklim dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2017-2019. KESMAS. 2021; 10.

Ritawati R, Supranelfy Y. Hubungan kejadian Demam Berdarah Dengue dengan iklim di Kota Prabumulih tahun 2014-2017. J Bahana Kesehat Masy (Bahana J Public Heal. 2019; 3: 43–50.

Ridha MR, Indriyati L, Tomia A, Juhairiyah. Pengaruh ikliam terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Ternate. SPIRAKEL. 2019; 11.

Honório NA, Codeço CT, Alves FC, Magalhães MAFM, Lourenço-de-Oliveira R. Temporal distribution of Aedes aegypti in different districts of Rio de Janeiro, Brazil, measured by two types of traps. J Med Entomol. 2009; 46: 1001–1024.

Riandi MU, Hadi UK, Soviana S. Karakteristik habitat dan keberadaan larva Aedes spp. pada wilayah kasus Demam Berdarah Dengue tertinggi dan terendah di Kota Tasikmalaya. Aspirator. 2017; 9: 43–50.

Hakim L, Astuti EP, Prasetyowati H, Ruliansyah A. Pemberdayaan keluarga sebagai upaya menurunkan kepadatan larva Aedes spp. dalam pencegahan penularan Demam Berdarah Dengue. Aspirator. 2020; 12: 73–84.

Chandra E. Pengaruh faktor iklim, kepadatan penduduk dan Angka Bebas Jentik (ABJ) terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jambi. J Pembang Berkelanjutan. 2019; 1: 1–15.

Qamila N, Krama AV. Difusi dan pola spasial sebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandar Lampung. J Kesehat Masyarakat, Manaj dan Adm Rumah Sakit. 2018; 1: 87–95.

Hasanah, Susanna D. Weather Implication for Dengue Fever in Jakarta, Indonesia 2008-2016. KnE Life Sci. 2019; 4: 184.

Downloads

Published

31-12-2021

How to Cite

Fuadzy, H., Prasetyowati, H., Marliyanih, E. S., Hendra, A., & Dadang, A. M. (2021). Autokorelasi Spasial Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya: Spatial Autocorrelation of Dengue Haemorrhagic Fever in Tasikmalaya City. ASPIRATOR - Journal of Vector-Borne Diseases Studies, 13(2), 113 –. https://doi.org/10.22435/asp.v13i2.5241